Menu Pages

WELCOME TO MOB +

All my loving teachers/students,

Please motivate yourselves to follow my web.
Enjoy improving your skill and ability in science teaching/ learning, especially in chemistry.

If any of you have a question about your difficulty in chemistry of your daily teaching/ learning, please feel free to contact me, and I will publish the answers to those that may be interesting for most of you.

I ask you also to leave a comment in my articles.

Thanks a lot.


Green Education through Eco Chemistry

"Green Education" bertujuan untuk melancarkan peningkatan kualitas pendidikan bangsa melalui penerapan "Eco Chemistry", yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan segala sesuatu yang alami, ramah lingkungan, sehat, praktis dan ekonomis. Pembelajaran ini memerlukan motivasi diri, internal maupun eksternal dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Ide ini muncul sejak dicanangkannya tahun 2011 sebagai Tahun Internasional Kimia yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun Marie Curie menerima hadiah nobel sebagai ilmuwan kimia wanita pertama. Sedang pemikiran dasar terungkapnya ide ini disebabkan oleh masalah dunia yang sangat memerlukan perhatian, yaitu "Green House Effect" dan "Global Warming." Tindakan ini merupakan salah satu wujud partisipasi aktif penulis terhadap pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun dan "Surabaya Eco School."

Penulis mengajak pembaca untuk menerapkan "Green Education" melalui "Eco Chemistry" dalam kehidupan sehari-hari. "Green Education" berlangsung seumur hidup (Long life Education), sejak janin dalam kandungan ibu hingga akan masuk ke liang kubur. Marilah dengan niat dan tekad yang kuat kita tingkatkan terus pendidikan diantara kita, terutama anak bangsa sebagai generasi penerus. Pendidikan ini dapat berlangsung Dimana saja dan Kapan saja.

Contoh penerapan "Eco Chemistry" dalam pembelajaran di SMA Negeri 16 Surabaya secara bertahap penulis terbitkan dalam bentuk artikel. Pembelajaran "Eco Chemistry" yang dimulai di sekolah, terus dilanjutkan secara bertahap ke masyarakat. Diharapkan melalui terobosan baru ini, yaitu penerapan "Eco Chemistry", masyarakat memahami dan menyadari bahwa kimia sangat berperan dalam kehidupan dan masa depan bangsa. Hal ini sesuai dengan slogan "International Year of Chemistry 2011" (IYC 2011), yaitu Chemistry: Our Life and Our Future" yang telah ditetapkan oleh PBB melalui UNESCO. Insya Allah tujuan pendidikan ini dapat tercapai secara optimal.


Web Blog Sejuta Guru Indonesia

Para Pengunjung yang saya cintai,
Ini adalah Blog lamaku yang hingga saat ini digunakan oleh banyak guru, siswa, dan pihak lain yang memerlukan.

Saya juga memiliki Blog Baru lagi yang isinya mulai banyak dan artikel-artikelnya banyak yang berasal dari pertanyaan pengunjung dan permintaan artikel khusus.

Saya akan berupaya untuk mempublish artikel-artikel baru di kedua Blog ini, termasuk blog-blog saya yang lain. Insya Allah tiap hari saya tetap dapat meluangkan waktu untuk menulis artikel, baik tentang kimia, pendidikan seumur hidup, Eco School, kesehatan, dan artikel lainnya.

Semoga kebiasaan menulis ini tak pudar oleh apapun, walau memasuki usia senja. Berbuat yang terbaik untuk anak bangsa begitu indah, marilah bersama cerdaskan bangsa.

Terima kasih

Silakan Berkunjung di http://etnarufiati.guru-indonesia.net

Showing posts with label Hidrolisis. Show all posts
Showing posts with label Hidrolisis. Show all posts

Tuesday, 16 March 2010

JENIS SENYAWA GARAM

Ibu akan melanjutkan membahas jenis-jenis garam. Pada artikel sebelumnya, yaitu tentang harga pH larutan bagian IX, telah dibahas larutan garam normal. Sekarang kita lihat jenis garam yang lain.

2. Garam yang mengandung Anion Hidro
Contoh NaHCO3(aq) terdiri atas Na+(aq) dari basa kuat dan bikarbonat (hidrokarbonat), HCO3-(aq) dari asam lemah. Senyawa ini sering disebut sebagai garam asam, karena anionnya mengandung atom H. Namun sebutan itu dapat membuat rancu, karena larutan garam ini bersifat basa.

HCO3-(aq) + H2O(l) == H2CO3(aq) + OH-(aq)

Namun H2CO3(aq) saat terbentuk langsung terurai, karena tidak stabil.
H2CO3(aq) --> H2O(l) + CO2(aq)

Jika reaksi di atas ditulis dalam satu reaksi, maka 
HCO3-(aq) == OH-(aq) + CO2(aq)

Karena HCO3-(aq) basa lemah, maka CO2 yang terbentuk hanya sedikit dan dapat larut dalam air.

3. Garam yang mengandung OH
Contoh Mg(OH)NO3(aq) terdiri atas Mg(OH)+(aq) dan NO3-(aq). Garam ini sering disebut garam basa; namun larutannya bersifat asam. 
Mg(OH)+(aq) + H2O(l) == Mg(OH)2(aq) + H+(aq)

4. Garam Rangkap
Contoh tawas, KAl(SO4)2.H2)(s) atau K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O(s)
Garam ini terdiri atas 2 macam garam yang mengkristal menjadi satu. Garam ini terdiri atas 2 jenis kation dan satu anion. Garam rangkap dapat pula mengandung satu kation dan 2 jenis anion; misalnya kapur klor, CaOCl2 atau CaCl2.Ca(OCl)2. Dalam air semua ion-ionnya terurai.

Tawas di atas bersifat asam, karena Al3+(aq) berasal dari basa lemah.
Al3+(aq) + 3H2O(l) == Al(OH)3(aq) + 3H+(aq)

Kapurklor bersifat basa, karena OCl-(aq) berasal dari asam lemah.
OCl-(aq) + H2O(l) == HOCl(aq) + OH-(aq)

5. Garam Kompleks
Contoh Cu(NH3)4SO4(aq) mengandung kation kompleks Cu(NH3)42+(aq); FeFe(CN)6(aq) mengandung anion kompleks, Fe(CN)63-(aq). Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam kompleks dalam air kation/anion kompleksnya tidak terurai.

Wednesday, 10 March 2010

HARGA pH LARUTAN Bagian IX

HIDROLISIS LARUTAN GARAM (Lanjutan)

Bagaimana ulangan harian kalian? Sukses ya. Ibu ingin mengajak kalian mengenali jenis-jenis senyawa garam. Garam terdiri atas kation dan anion; kation maupun anion dapat monoatom dan poliatom. Jenis garam bergantung pada jenis kation dan anion.

1. Garam Normal
Garam normal terdiri atas kation dan anion sederhana. Jika garam ini dilarutkan ke dalam air, larutannya dapat bersifat asam, basa, atau netral. Mengapa hal ini dapat terjadi? Apakah perbedaan ini disebabkan oleh jenis kation dan anionnya? Ya, tentu saja. Bagaimana caranya mengenali sifat larutan itu? Diuji dengan indikator asam basa. Sebenarnya sebagian dari kalian sedang mempelajarinya bahkan sudah menghitung harga pHnya. Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa kation/anion dalam larutan garam ada yang kurang stabil akan mengalami hidrolisis, membentuk asam/basa yang lebih stabil.

a. Garam dengan kation/anion dari basa/asam kuat
Contoh Na2SO4(aq). Na+(aq) dan SO42-(aq) keduanya stabil sehingga tidak bereaksi dengan air. Ingat bahwa basa dari Na+(aq) adalah NaOH(aq) dan asam dari SO42-(aq) adalah H2SO4(aq). Kedua basa dan asam ini tergolong elektrolit kuat, sehingga dalam persamaan ion simbolnya ditulis sebagai OH-(aq) dan H+(aq). Karena reaksi dalam larutan elektrolit dilakukan dalam larutan encer, maka asam kuat dan basa kuat terurai sempurna. 

Na2SO4(aq) --> 2Na+(aq) + SO42-(aq)
H2O(l) == H+(aq) + OH-(aq)

Karena kation dan anion tidak bereaksi dengan air, maka kesetimbangan air tidak terganggu. Harga pH larutan = pH air = 7 pada 25oC (298K).
Dapat disimpulkan bahwa garam di atas tidak mengalami hidrolisis, larutan bersifat netral.     

b. Garam dengan kation dari basa lemah
Contoh NH4Cl(aq). Larutan garam ini dapat memerahkan kertas lakmus biru. Ini berarti bahwa  larutan garam ini bersifat asam, pHnya kurang dari 7. Jika kita melihat rumus kimianya, garam ini memiliki anion Cl- yang stabil karena berasal dari asam kuat HCl(aq); maka anion ini tidak bereaksi dengan air. Sedang kationnya, NH4+ kurang stabil karena berasal dari basa lemah NH3 atau NH4OH. Oleh karena itu, kation ini bereaksi dengan air sehingga dikatakan bahwa larutan garam ini mengalami hidrolisis parsial kation. 

NH4+(aq) + H2O(l) == NH3(aq) + H3O+(aq) 


NH4+(aq) sebagai asam mendonorkan protonnya kepada H2O(l) membentuk basa konyugasi NH3(aq) yang tergolong basa lemah. H2O(l) sebagai basa berubah menjadi asam konyugasi H3O+(aq). Proton atau ion H+(aq) tidak pernah bebas bergerak sendirian, ion ini terikat secara koordinasi dengan H2O(l) sebagai pelarut. Lakmus biru menjadi merah karena larutan garam ini menghasilkan asam H3O+(aq) atau secara sederhana menurut Arrhenius, H+(aq).


Bagaimana cara menghitung pHnya?
Karena reaksi hidrolisis, maka melibatkan Kw. Garam ini mengandung kation dari basa lemah, sehingga melibatkan Kb dan konsentrasi ion yang mengalami hidrolisis. Karena larutannya bersifat asam maka kelebihan ion H+(aq), sehingga [H+] ini dapat dihitunf sebagai berikut:


[H+] = V Kw/Kb x [NH4+]


Kw/Kb = Kh, maka kalian juga dapat menghitung harga Khnya. Huruf h menyatakan derajat hidrolisis, yaitu banyaknya ion yang terhidrolisis / mula-mula. 

c. Garam dengan anion dari asam lemah
Contoh CH3COONa(aq). Larutan ini membirukan kertas lakmus merah, jadi bersifat basa, pHnya lebih besar dari 7. Ion Na+(aq) stabil, ion CH3COO-(aq) kurang stabil, bereaksi dengan air mengalami hidrolisis parsial anion. Basa CH3COO-(aq) mendapat proton dari air membentuk asam konyugasi CH3COOH(aq) yang lebih stabil.

CH3COO-(aq) + H2O(l) == CH3COOH(aq) + OH-(aq)


H2O(l) sebagai asam, setelah donor proton berubah menjadi basa konyugasi OH-(aq). Harga pHnya dihitung melalui besarnya [OH-] dalam larutan,


[OH-] = V Kw/Ka x [CH3COO-] ; Kh = Kw/Ka.

d. Garam dengan kation/anion dari basa/asam lemah
Jika lakmus biru dan merah kita tetesi larutan ini, maka ada 3 sifat yang berbeda, yaitu ada yang netral, asam, dan basa. Karena kation dan anionnya berasal dari basa dan asam lemah, kedua kation dan anion itu kurang stabil, semuanya terhidrolisis dan digolongkan pada hidrolisis sempurna atau total. Namun, sifatnya dapat berbeda karena dipengaruhi oleh harga Ka dan Kbnya. Jika Ka = Kb, tentu kekuatannya seimbang, sehingga pHnya netral. Otomatis, kalau Ka lebih besar, bersifat asam dan Kb lebih besar, larutan bersifat basa.


1) Contoh CH3COONH4(aq). Ka = Kb = 1,8 x 10-5. 
CH3COO-(aq) + H2O(l) == CH3COOH(aq) + OH-(aq)
NH4+(aq) + H2O(l) == NH3(aq) + H3O+(aq)
Karena Ka = Kb, maka jumlah ion H+(aq) atau H3O+(aq) = jumlah ion OH-(aq). Larutan bersifat netral, pH = 7.


2) Contoh HCOONH4(aq), Ka = 10-4, sedang Kb = 1,8 x 10-5. 
HCOO-(aq) + H2O(l) == HCOOH(aq) + OH-(aq)
NH4+(aq) + H2O(l) == NH3(aq) + H3O+(aq)
[H3O+] atau [H+] lebih besar dari [OH-], larutan bersifat asam.
[H+] = V Kw/Kb x Ka


3) Contoh NH4CN(aq), Ka = 10-10 sedang Kb = 1,8 x 10-5. 
NH4+(aq) + H2O(l) == NH3(aq) + H3O+(aq)
CN-(aq) + H2O(l) == HCN(aq) + OH-(aq)
[OH-] lebih besar dari [H3O+] maka larutan bersifat basa.

Tuesday, 9 March 2010

HARGA pH LARUTAN Bagian VIII

HIDROLISIS GARAM (Lanjutan)
Harga pH Larutan Garam yang mengalami Hidrolisis Parsial Anion

Kita gunakan contoh pada pembahasan sebelumnya, yaitu CH3COOH(aq) 100 mL 0,1M + NaOH(aq) 100 mL 0,1M. Tentukan pH larutan.

(pm) CH3COOH(aq) + NaOH(aq) == CH3COONa(aq) + H2O(l)
(pi) CH3COOH(aq) + OH-(aq) == CH3COO-(aq) + H2O(l)  

Dalam 200 mL larutan, sebanyak 10 mmol CH3COOH(aq) bereaksi dengan 10 mmol NaOH(aq) membentuk 10 mmol CH3COONa(aq) atau yang lebih tepat, 10 mmol CH3COOH(aq) bereaksi dengan 10 mmol OH-(aq) membentuk 10 mmol CH3COO-(aq).

CH3COONa(aq) atau CH3COO-(aq) yang terbentuk mengalami hidrolisis parsial anion.
Nah sekarang perhatikan persamaan reaksi di atas dari kanan ke kiri, atau dapat ditulis lagi sebagai berikut,

CH3COO-(aq) + H2O(l) == CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Persamaan ini mungkin lebih mudah bagi kalian, karena telah dibalik.
10 mmol CH3COO-(aq) bereaksi dengan H2O(l) membentuk CH3COOH(aq) dan OH-(aq).
Untuk sementara dianggap CH3COOH(aq) dan OH-(aq) tepat habis. Sekarang, kalau kalian juga menganggap CH3COO- habis, ini berarti bahwa tidak terjadi reaksi. Kalau begitu, bagaimana cara menentukan hasil akhir dari perhitungan pH di atas?


Kalian harus memprediksi keadaan larutan melalui sifat komponen larutan tersebut. Nah, CH3COOH(aq) adalah asam lemah; zat ini lebih banyak berupa molekul dibanding ion-ionnya. Katakanlah 0,1M cuka Ka = 10-5 berarti tiap 100 molekul yang terionisasi 1 molekul, menjadi 1 ion H+ dan 1 ion CH3COO-. Maka asam lemah lebih stabil dalam bentuk molekul. Sekarang perhatikan NAOH(aq). Larutan ini tergolong elektrolit kuat dan pembawa sifat basa adalah OH-(aq). Jadi kristal NaOH pada waktu dilarutkan ke dalam air, kisi kristalnya rusak, ion-ion Na+ dan OH- tersebar diantara molekul-molekul air. Ion-ion Na+(aq) cukup stabil, sehingga dalam reaksi kimia, ion-ion ini tetap tinggal di dalam larutan. Ketika ion-ion OH-(aq) bereaksi, Na+(aq) tidak ikut bereaksi.

Sekarang kembali pikirkan persamaan reaksi terdahulu. CH3COOH(aq), molekulnya cukup stabil, sifatnya pasif. Ion-ion OH-(aq) lebih aktif, sehingga pada saat menumbuk CH3COOH(aq), ikatan O-H pada gugus -COOH dari CH3COOH putus, bergabung dengan OH-(aq) membentuk H2O(l). Sedang CH3COOH(aq) berubah menjadi CH3COO-(aq). CH3COOH(aq) bertindak sebagai asam (proton donor) membentuk basa konyugasi CH3COO-(aq). Pada saat yang bersamaan, basa konyugasi  CH3COO-(aq) ini bertumbukan dengan H2O(l), mengalami hidrolisis parsial anion, membentuk kembali asam CH3COOH(aq). 
Menurut BL CH3COOH(aq) bersifat asam lemah dan konyugasinya, CH3COO-(aq) bersifat basa kuat. Setelah setimbang, sisa CH3COO-(aq) lebih sedikit dibanding sisa CH3COOH(aq). Berarti ruas kiri sisanya lebih banyak, termasuk OH-(aq) dibanding ruas kanan. Setelah mengalami kesetimbangan, larutan bersifat basa yang dapat ditunjukkan dengan indikator phenolphtalein (PP) berwarna merah. 
Secara mudah dan cepat dapat disimpulkan bahwa asam lemah + basa kuat dengan jumlah mol sama, bersifat basa. Karena, LEMAH KALAH, KUAT MENANG. Jadi setelah kesetimbangan tercapai, tentu OH-(aq) sisa.

[OH-]= VKw/Ka x [CH3COO-]= V10-14/10-5 x 10/200= V10-9 x 5 x 10-2= V50 x 10-8= 7.10-4
pOH = 4 - log 7; pH = 10 + log 7.
Bagaimana jika larutan basa lemah, NH3(aq) direaksikan dengan larutan asam kuat, HCl(aq)? Apakah persamaan reaksinya juga dua arah? Ya, benar.
Apakah LEMAH KALAH, KUAT MENANG? Ya, ya, ya.
Karena basa lemah asam kuat, apakah setelah setimbang larutan bersifat asam? Tentulah begitu.
Berapa pHnya? Apakah lebih kecil dari 7? Pasti.
Ibu sangat berharap, kalian dapat memahami pembahasan di atas. Lanjutkan, kalian tentu BISA. Semangat, semangat, selamat belajar.

HARGA pH LARUTAN Bagian VII

HIDROLISIS LARUTAN GARAM

Sampailah kita pada pembahasan suatu peristiwa hidrolisis, khususnya yang terjadi pada larutan garam. Untuk itu, ibu akan mengingatkan kepada kalian tentang pengertian dan jenis garam. Apakah senyawa garam itu? Senyawa ini terdiri atas kation dan anion. Baik kation maupun anion dapat berupa monoatom atau poliatom. Kalian sudah memiliki daftar kation dan anion pada waktu kelas X. Contohnya, semua kation berasal dari logam, kecuali NH4+. Kation ini sangat penting dalam pembahasan hidrolisis larutan garam. 

Pada reaksi netralisasi, kation dari larutan basa dan anion dari larutan asam dapat membentuk larutan garam atau endapan garam, bergantung pada kelarutan garam tersebut. Karena pembahasan ini mengenai larutan garam, maka kita tidak membicarakan garam yang sukar larut. Garam yang sukar larut ini akan kita bahas setelah pH larutan selesai, sampai dengan titrasi asam basa.

Apabila suatu senyawa garam dilarutkan ke dalam air, maka kation dan anion yang sebelumnya terikat kuat oleh kisi kristal, akan terlepas dan tersebar diantara molekul air. Air sebagai pelarut polar telah merusak kisi kristal garam. Di dalam larutan terdapat molekul-molekul air, sedikit ion H+ dan OH- dari air dalam sistem kesetimbangan dengan kw = 10-14 pada 25oC (298K), kation dan anion garam. Partikel-partikel ini bergerak, saling tarik menarik apabila muatannya berbeda dan tolak menolak jika muatannya sama. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis, yaitu reaksi antara kation/anion garam yang kurang stabil dengan molekul-molekul air yang jumlahnya cukup banyak. Seperti yang telah kalian pelajari, kutub positif H pada H2O tarik menarik dengan ion negatif (anion) garam dan kutub negatif O pada H2O tarik menarik dengan ion positif (kation) garam. Jika kation/anion garam keadaannya cukup stabil, mereka lebih suka tetap tinggal sebagai ion. Namun jika kation/anion itu kurang stabil, maka akan bereaksi dengan molekul-molekul air. 

Jadi reaksi hidrolisis adalah reaksi antara kation/anion garam yang kurang stabil dengan molekul-molekul air. Jika salah satu ion (kation atau anion) yang terhidrolisis, maka peristiwanya dinamakan hidrolisis sebagian (parsial) kation, atau hidrolisis parsial anion. Sedang ion yang cukup stabil, tetap berada dalam larutan, tidak ikut bereaksi. Suatu senyawa garam yang kation dan anionnya kurang stabil, maka akan mengalami hidrolisis total (sempurna). Jika kation kurang stabil bertemu dengan molekul air, tarik menarik dengan kutub negatif O, maka putuslah ikatan kovalen air, menjadi ion-ion H+ dan OH-. Pada saat itu juga, OH- bereaksi dengan kation garam dan larutan bersifat asam, karena kelebihan ion H+. Sebaliknya, jika anion kurang stabil tarik menarik dengan kutub positif H dari air, maka ikatan kovalen air putus, ion H+ bereaksi dengan anion garam dan larutan bersifat basa karena kelebihan ion OH-. Okay, ibu akan berikan contoh di bawah ini.

Pada pembahasan yang lalu, kalian telah mempelajari pH campuran antara larutan asam kuat dengan larutan basa kuat. Kemudian, dilanjutkan dengan pH campuran antara asam lemah dengan basa kuat. Ketika asam lemah dicampur dengan basa kuat yang berlebihan, maka larutan bersifat basa, pHnya ditentukan oleh kelebihan OH- dalam campuran tersebut. Namun ketika suatu campuran mengandung asam lemah yang berlebihan dan basa kuat sebagai pereaksi pembatas, maka campuran larutan dinyatakan sebagai larutan penyangga.

Nah sekarang ibu ajak kalian mengembangkan nalar untuk berpikir tentang peristiwa yang berbeda. Apa yang terjadi jika kalian mencampur suatu larutan asam lemah dengan larutan basa kuat dalam jumlah mol yang sama? Tentu kejadiannya akan berbeda, tidak seperti perhitungan pH yang telah dibahas di atas. Memang campuran antara larutan asam dengan larutan basa dapat diklasifikasi menjadi 3, asamnya sisa, atau basanya sisa, atau keduanya tepat habis. Nah, yang terakhir inilah akan menjadi pemikiran kita.

Contoh : CH3COOH(aq) 100 mL 0,1M + NaOH(aq) 100 mL 0,1M.
(pm) CH3COOH(aq) + NaOH(aq) == CH3COONa(aq) + H2O(l)
(pi) CH3COOH(aq) + OH-(aq) == CH3COO-(aq) + H2O(l)

Jika kalian perhatikan persamaan reaksi molekuler (pm), 10 mmol asam + 10 mmol basa, keduanya tepat habis membentuk larutan garam, CH3COONa(aq) sebanyak 10 mmol. Volum campuran 200 mL. Benarkah asam dan basa tersebut habis, atau sama dengan nol? Sementara katakanlah keduanya habis, larutan yang ada dinamakan larutan garam, CH3COONa(aq). Pada pembahasan peristiwa hidrolisis di atas, dinyatakan bahwa larutan garam seperti CH3COONa(aq) yang terdiri atas kation Na+, cukup stabil dan anion CH3COO-(aq) yang kurang stabil, akan mengalami hidrolisis parsial anion, sehingga CH3COO-(aq) bereaksi dengan H2O(l) membentuk CH3COOH(aq) dan OH-(aq). Larutan garam ini bersifat basa, karena mengandung kelebihan ion OH-(aq). 

Sekarang perhatikan persamaan reaksi di atas. Reaksi hidrolisis yang baru saja kita bahas di atas, ternyata merupakan reaksi balik dari persamaan di atas. Jadi jika kita membaca persamaan itu dari kiri ke kanan, maka reaksi itu tergolong reaksi netralisasi. Namun jika kita membacanya dari kanan ke kiri, maka reaksi itu merupakan reaksi hidrolisis. Ingat pembahasan terdahulu, bahwa persamaan reaksi itu ditulis dengan panah dua arah jika melibatkan larutan asam/basa lemah. 

Apakah larutan asam lemah dan basa kuat dalam jumlah mol yang sama tadi benar-benar habis? Tidak, okay? Karena proses di atas sebenarnya terjadi bersamaan. Molekul-molekul CH3COOH bertumbukan dengan ion-ion OH-; pada tumbukan efektif, terbentuklah CH3COO- dan H2O. Padasaat yang bersamaan, ion-ion CH3COO- bertumbukan dengan molekul-molekul H2O dan tumbukan efektif menghasilkan CH3COOH dan OH-. Reaksi ke kanan adalah netralisasi, sedang reaksi ke kiri termasuk reaksi hidrolisis. Kedua reaksi ini berlangsung dalam dua arah. Menurut BL, asam CH3COOH sebagai proton donor membentuk basa konyugasi CH3COO- dan basa CH3COO- dapat bertumbukan dengan H2O membentuk asam CH3COOH. Untuk mempermudah permasalahan, maka dalam menghitung pH larutan ini, sementara anggap saja keduanya habis, hitunglah jumlah mol larutan garamnya atau tepatnya basa konyugasi CH3COO-. Setelah itu barulah gunakan rumus hidrolisis parsial anion untuk menentukan pH larutan, okay? Ayo kerjakan.
        

My Blog List