Banyak terjadi miskonsepsi yang harus segera diperbaiki. Sebagai lanjutan dari jawaban ibu tentang reaksi netralisasi, maka kali ini ibu lanjutkan membahas reaksi-reaksi yang terjadi dalam larutan elektrolit.
LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan yang tergolong elektrolit adalah larutan asam, basa, dan garam. Suatu larutan dikatakan bersifat asam jika terdapat ion-ion H+ yang berasal dari zat terlarut. Sedang suatu larutan digolongkan sebagai larutan basa jika mengandung ion-ion OH- yang berasal dari zat terlarut. Teori asam basa ini dikemukakan oleh Arrhenius. Pada reaksi netralisasi antara larutan HCl dengan larutan NaOH, dihasilkan larutan garam NaCl. Ingat bahwa larutan NaCl terdiri atas ion-ion Na+ dan Cl-. Na+ berasal dari larutan NaOH sedang Cl- berasal dari larutan HCl. Jadi garam adalah senyawa yang kationnya berasal dari basa dan anionnya dari asam.
Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah, bergantung pada daya hantar listriknya yang disebabkan oleh kandungan ion-ionnya. Maka larutan asam dan basa dapat dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah, serta basa kuat dan basa lemah. Jadi asam kuat mengandung ion-ion H+ yang banyak, derajat ionisasinya besar sedang asam lemah memiliki jumlah ion H+ relatif sedikit, karena derajat ionisasinya kecil. Demikian pula dengan basa kuat dan basa lemah, berbeda dalam hal kandungan ion-ion OH-nya.
REAKSI NETRALISASI
Setelah Anda memahami sifat larutan elektrolit, maka barulah berpikir tentang reaksi-reaksi dalam larutan elektrolit. Reaksi-reaksi ini dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1. Reaksi netralisasi.
a. Larutan asam kuat + Larutan basa kuat
b. Larutan asam lemah + Larutan basa kuat
c. Larutan asam kuat + Larutan basa lemah
d. Larutan asam kuat + padatan hidroksida logam
e. Oksida asam + Larutan basa
f. Oksida basa + Larutan asam
Pada kedua reaksi pertama, terjadi penggabungan antara ion-ion H+ dengan OH- membentuk H2O. Walaupun asam lemah dan basa lemah mengandung ion-ion H+ dan OH- yang relatif sedikit, namun reaksi-reaksi itu tetap dapat berlangsung.
Untuk reaksi ketiga, larutan basa lemah satu-satunya adalah NH3(aq). Untuk memudahkan Anda, rumus ini dapat ditulis sebagai NH4OH(aq). Seperti kedua reaksi pertama, disini juga terjadi penggabungan ion-ion H+ dan OH- membentuk H2O.
Reaksi keempat, tertulis padatan hidroksida logam. Ingat, jika Anda mengatakan basa, berarti larutan basa. Karena pembawa sifat basa adalah ion OH- yang terdapat dalam larutan. Sedang suatu larutan basa, zat terlarutnya tentu mengandung gugus -OH yang dinamakan gugus hidroksil dan senyawa yang bersangkutan bernama hidroksida. Terdapat dua jenis hidroksida, yaitu hidroksida logam dan hidroksida non logam. Hidroksida non logam dalam air bersifat asam, dan tergolong asam oksi (misal asam sulfit, H2SO3 dan asam sulfat, H2SO4). Hidroksida logam dengan rumus umum L(OH)n; jika larut dalam air bersifat basa. Sebagian besar hidroksida ini sukar larut dalam air, sehingga berwujud padat, contoh Mg(OH)2. Bagaimanapun, suatu zat yang sukar larut dalam air, sebagian kecil akan larut dan terbentuklah ion OH-. Jika ion OH- ini bereaksi dengan ion H+ dari asam, maka padatan hidroksida itu akan terus melarut dan ion OH-nya bereaksi dengan ion H+. Nah untuk mudahnya, dapat dikatakan bahwa dalam reaksi larutan asam kuat dengan hidroksida logam, terjadi penggagungan antara ion H+ dengan gugus -OH membentuk H2O.
Dua reaksi berikutnya, melibatkan senyawa oksida. Ingat bahwa oksida asam umumnya berupa gas yang dapat larut dalam air membentuk larutan asam. Oksida ini adalah oksida non logam.
Misal, SO3((g) + H2O(l) --> H2SO4(aq)
Oksida logam umumnya padatan, dalam air membentuk larutan basa. maka oksida ini dinamakan oksida basa.
Contoh, Na2O(s) + H2O(l) --> 2 NaOH(aq)
Namun untuk menyelesaikan kedua reaksi tersebut, tidak perlu mengubah dahulu oksida asam menjadi asam atau oksida basa menjadi basa. Anda dapat menulis reaksi itu secara langsung.
Dalam menuliskan reaksi ion, berhati-hati bahwa untuk asam lemah atau basa lemah, tetap ditulis sebagai rumus kimianya, karena derajat ionisasi atau derajat disosiasinya relatif kecil. Jadi senyawa-senyawa itu lebih stabil dalam bentuk molekul. Untuk Asam semuanya larut dalam air, sedang sebagian besar basa sukar larut dalam air, sehingga tetap ditulis sebagai rumus kimianya. Basa yang larut dalam air meliputi semua basa dari golongan IA (1) dan sebagian golongan IIA (2), yaitu Ca(OH)2, Sr(OH)2 dan Ba(OH)2. Ingat bahwa reaksi kimia yang sedang dibahas adalah reaksi-reaksi dalam larutan; maka minimal satu pereaksi harus berupa larutan. Perhatikan bahwa reaksi antara oksida asam dan oksida basa tidak dapat dibahas disini, karena kedua pereaksi berwujud gas dan padatan.
Jadi dalam persamaan reaksi ion, hanya larutan elektrolit kuat yang ditulis sebagai ion. Larutan ini meliputi asam kuat, basa kuat, dan garam.
No comments:
Post a Comment